Profil Jenderal Hoegeng, Seorang Polisi dengan Kejujuran dan Integritas Tinggi

Jenderal Hoegeng
Daftar Isi

AKPOL – Setiap instansi atau organisasi baik dalam kelompok kecil maupun besar, pasti memiliki sosok yang dijadikan panutan atau teladan generasi-generasi berikutnya. Dan di Kepolisian, salah satu sosok yang menjadi panutan dan dikenang karena integrasinya adalah Jenderal Hoegeng.

Siapa sebetulnya Jenderal Hoegeng? Kenapa namanya dikenang oleh banyak orang? Simak artikel ini sampai akhir agar kamu tahu siapa itu sosok Jenderal Hoegeng. Pengetahuan ini penting untuk semua Sobat Bintang Bangsa yang bercita-cita menjadi seorang polisi.

Jenderal Hoegeng dikenal sebagai polisi yang mempunyai keberanian dan integritas yang tinggi. Jenderal Hoegeng merupakan salah satu Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) yang menjabat pada tahun 1968 hingga 1971.

Baca Juga: Siapa Dalang G30S-PKI? Tragedi Kelam Tewasnya Sejumlah Perwira Militer 

Keteguhan Jenderal Hoegeng dengan menegakkan integritas dan menolak segala bentuk gratifikasi, menjadikannya sebagai sosok yang dikenang karena keteladanannya.

Semasa hidupnya, Jenderal Hoegeng hidup secara sederhana, meski ia memiliki jabatan yang strategis. Jenderal Hoegeng sangat tegas dan berani menentang segala bentuk korupsi yang terjadi dalam instansi pemerintahan. 

Karena kejujurannya ini, Jenderal Hoegeng tidak hanya dihormati dalam internal kepolisian saja, tetapi juga dihormati oleh khalayak ramai. Bahkan Presiden Gus Dur pun pernah melontarkan pernyataan bahwa ‘hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng’. 

Jenderal Hoegeng lahir di Pekalongan pada tanggal 14 Oktober 1921 dengan nama asli Imam Santoso. Dikutip dari laman Antara News nama ‘Hoegeng’ berasal dari kata ‘bugel’ yang kemudian berubah menjadi ‘hugeng’. 

Jenderal Hoegeng merupakan putra dari pasangan Soekarjo Kario Hatmodjo (seorang Jaksa di Pekalongan) dan Oemi Kalsoem. Ia juga memiliki dua adik perempuan yang bernama Titi Soedjati dan Soedjatmi. Jenderal Hoegeng menikah dengan sosok perempuan bernama Meriyati Roeslani, dan dari pernikahannya ini ia dikaruniai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki.

Cita-citanya menjadi seorang Polisi telah tertanam sejak ia kecil. Ia terinspirasi dari teman ayahnya yang bernama R. Soeprapto yang juga merupakan seorang Polisi. Karena kegigihannya ini, ia berhasil mencapai puncak kariernya menjadi seorang Kapolri.

Riwayat Pendidikan Jenderal Hoegeng

Berikut adalah riwayat pendidikan yang pernah ditempuh oleh Jenderal Hoegeng:

  1. Hollandsch Inlandsche School (HIS) atau Sekolah Dasar Bumiputera.
  2. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) pada tahun 1934.
  3. Algemene Middelbare School (AMS) pada tahun 1937.
  4. Rechtshogeschool (RHS) Batavia bidang Hukum pada tahun 1940.
  5. Latihan Kemiliteran Nippon dan Koto Keisatsu Ka I-Kai pada tahun 1942 hingga 1943.
  6. Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School di Port Gordon, Georgia, AS pada tahun 1950.
  7. Pendidikan Brimob tahun 1956.

Baca Juga: Posisi Tentara Indonesia pada Fase Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville 

Riwayat Karier Jenderal Hoegeng

Berikut adalah riwayat karier Jenderal Hoegeng sebelum diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri):

  1. Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang pada tahun 1944.
  2. Kepala Polisi Jomblang pada tahun 1945.
  3. Komandan Tentara Laut Jawa Tengah periode tahun 1945 hingga 1946.
  4. melanjutkan pendidikan militer di Akademi Polisi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara. 
  5. Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1952.
  6. Kepala Bagian Reserse Kriminal di Kantor Polisi Medan, Sumatera Utara pada tahun 1956.
  7. Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara pada tahun 1960.
  8. Kepala Jawatan Imigrasi juga pada tahun 1960.
  9. Menteri Luar Negeri pada tahun 1965.
  10.  Menteri Sekretaris Kabinet Inti pada tahun 1966.
  11. Deputi Operasi Panglima Angkatan Kepolisian dan Deputi Menteri Angkatan Kepolisian Urusan Operasi Mabes Polri pada tahun 1966.
  12. Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) pada 5 Mei 1968 hingga tahun 1971.

Loyalitasnya pada pekerjaan dan kecintaannya pada negara menjadikannya sebagai sosok Polisi yang berkomitmen tinggi, meski  ia tidak lagi menduduki jabatan yang strategis. Jenderal Hoegeng tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik, hingga ia wafat pada tanggal 14 Juli 2004.

Sikap, perilaku, prinsip, dan pendirian Jenderal Hoegeng ini bisa dijadikan teladan untuk semua kalangan terkhusus bagi yang ingin berkarier di ranah Kepolisian. Jenderal Hoegeng menjadi contoh bahwa sebagai penegak hukum haruslah memiliki pendiriannya sendiri yang tidak mudah goyah hanya dengan materi.

Kamu butuh bimbingan untuk lolos seleksi Akpol? Yuk hubungi Bimbel AKMIL, AKPOL, dan Kedinasan Terpercaya! Segera bergabung bersama Bintang Bangsa untuk mewujudkan mimpi-mimpimu.

SOURCE:
Profil Jenderal Hoegeng – Antara News 

image source:
www.tvonenews.com

Loading

Bagikan Artikel

Leave a Reply